YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 11 Agustus 2018

LGBT


Related image
Di zaman sekarang, fenomena LGBT semakin ramai diperbincangkan. Hal  tersebut disebabkan banyaknya pemberitaan LGBT itu sendiri. Kemudian diangkatnya wacana atau sosok LGBT dalam media popular. Sehingga masyarakat semakin familiar. Sehingga LGBT sekarang menjadi trending topic di kalangan semua usia. LGBT tidak  mengenal batasan usia, jenis kelamin, status sosial maupun pekerjaan bahkan  agama.
Tak jarang mucul olokan yang ditujukan pada anggota LGBT khususnya gay. Hal-hal  seperti  ini, opini pribadi  akan  ketidaksukaan  pada  gay atau  LGBT  secara  umum akan muncul, kemudian bergulir menjadi opini publik melahirkan pandangan gay itu  mengganggu dan membahayakan apalagi jika ia dalam lingkungan sekolah. Dengan  anggapan utama gay dapat menular, serta dengan sengaja menularkan. Artinya, masih  ada mispersepsi publik terhadap persoalan LGBT.
Masih adanya pandangan buruk masyarakat membuat seorang gay mesti sedikit mlipir alias menyingkir atau menepi. Mereka kemudian tidak bebas memilih kawan, juga tidak leluasa berekspresi sebagai bagian masyarakat sekolah. Akibatnya seorang gay ini harus berhati-hati jika ingin berekspresi. Bahkan dalam mencari teman cerita, tidak sembarang orang dapat dijadikan tempat curhat yang baik. Maka dicarilah solusi paling baik menurut mereka, bahwa mereka harus mencari dan mendapatkan  teman sesama gay di sekolah.
Dalam proses kehidupan, seseorang dituntut untuk melakoni aktifitas hidup yang tidak menyimpang. Hal ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di lingkungan sosial. Salah satunya seperti menentukan identitas pribadi yang paling krusial. Identitas krusial yaitu bagian di mana manusia menggolongkan dirinya sebagai perempuan atau sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan salah satu faktor yang menentukan peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup, manusia dihadapkan dengan berbagai macam pilihan seperti apa yang kita kenakan dan makan, bagaimana cara berinteraksi satu sama lain, dan di mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Keempat hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada. Karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
A.     Pengertian LGBT
LGBT merupakan sebuah singkatan dari LESBIAN,GAY,BISEX dan TRANSGENDER. Pengertian LGBT tersebut secara global akan kita bahas mengenal lebih jauh tentang dunia LGBT:
Lesbian : Orientasi seksual seorang perempuan yang hanya mempunyai hasrat sesama perempuan.
Gay : Orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria
Bisex : Sebuah orientasi sexsual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis kelamin baik Pria/Wanita
Transgender : Sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria)
Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan orientasi seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia.
Fenomena LGBT kian meresahkan, banyaknya negara yang memperbolehkan pernikahan sejenis, dan mengkampanyekan LGBT atas dasar HAM membuat setiap warga terutama orang tua menjadi bingung dalam menghadapainya, penyalahgunaan mengenai HAM menjadi bumerang yang berakibat fatal bagi kehidupan manusia.
LGBT merupakan sebuah singkatan dari LESBIAN, GAY, BISEX Dan TRANSGENDER adapun pengertian dari LGBT itu sendiri. LESBIAN adalah orientasi seksual seorang Perempuan yang hanya mempunyai hasrat sesama perempuan. GAY merupakan orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat sesama pria. BISEX adalah sebuah orientasi seksual seorang Pria/Wanita yang menyukai dua jenis kelamin baik Pria/Wanita. TRANSGENDER adalah sebuah Orientasi seksual seorang Pria/Wanita dengan mengidentifikasi dirinya menyerupai Pria/Wanita (Misal:Waria).


B.      Faktor yang menyebabkan LGBT
Ada beberapa faktor yang menjadikan seseorang menjadi LGBT antara lain
1.    Keluarga
Pengalaman atau trauma di masa anak-anak misalnya: Dikasari oleh ibu/ayah hingga si anak beranggapan semua pria/perempuan bersikap kasar, bengis dan panas bara yang memungkinkan si anak merasa benci pada orang itu. Hal ini bisa disebabkan keharmoniasan dalam rumah tangga yang tidak terbina, sehingga anak menjadi pelaku penyimpangan seksual, selain dari kekerasan yang dirasakan baik secara mental, fisik, maupun seksual. Bagi seorang lesbian misalnya, pengalaman atau trauma yang dirasakan oleh para wanita dari saat anak-anak akibat kekerasan yang dilakukan oleh para pria baik bapak, kakaknya maupun saudara laki-lakinya. Kekerasan yang dialami dari segi fisik, mental dan seksual itu membuat seorang wanita itu bersikap benci terhadap semua pria.

2.    Pergaulan dan Lingkungan
Kebiasaan pergaulan dan lingkungan menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi kepada kekacauan seksual ini, yang mana anggota keluarga tidak menunjukkan kasih sayang dan sikap orang tua yang baik dan kurangnya pendidikan seksual yang benar menjadikan anak menjadi anggota perilaku menyimpang, pendidikan seks yang benar harus dijelaskan sedikit tidaknya oleh orang tua, baik dari Ibu maupun Bapak, tidak dapat juga dipungkiri hal ini terkadang masih merasa tabu untuk dibicarakan. Kurangnya menerima pendidikan agama yang benar dari kecil juga menjadi salahsatu penyebab perilaku ini terjadi. Selain itu, pergaulan dan lingkungan yang salah akan mempermudah terjerumusnya si anak. Misalnya anak bergaul dengan para pelaku seks menyimpang, atau ketika berada di sekolah berasrama yang berpisah antara laki-laki dan perempuan juga turut mengundang terjadinya hubungan gay dan lesbian.

3.    Biologis
Menurut penelitian terkait dengan genetika, ras, ataupun hormon. Seorang homoseksual memiliki kecenderungan untuk melakukan homoseksual karena mendapat dorongan dari dalam tubuh. Penyimpangan faktor genetika dapat diterapi secara moral dan secara religius. Bagi golongan transgender misalnya, karakter laki-laki dari segi suara, fisik, gerak gerik dan kecenderungan terhadap wanita banyak dipengaruhi oleh hormon testeron. Jika hormon testeron seseorang itu rendah, ia bisa mempengaruhi perilaku laki-laki tersebut mirip kepada perempuan. Dalam medis, pada dasarnya kromosom laki-laki normal adalah XY, sedangkan perempuan normal pula adalah XX. Bagi beberapa orang laki-laki itu memiliki genetik XXY. Dalam kondisi ini, laki-laki tersebut memiliki satu lagi kromosom X sebagai tambahan. Justru, perilakunya agak mirip dengan seorang perempuan.

4.    Faktor Moral dan Akhlak
Golongan homoseksual ini terjadi karena adanya pergeseran norma-norma susila yang dianut oleh masyarakat, juga menipisnya kontrol sosial yang ada dalam suatu masyarakat juga mengakibatkan hal ini terjadi. Hal ini disebabkan karena lemahnya iman dan pengendalian hawa nafsu serta karena banyaknya ransangan seksual dari luar. Kerapuhan iman seseorang juga dapat menyebabkan segala kejahatan terjadi karena iman sajalah yang mampu menjadi benteng paling efektif dalam mengekang penyimpangan seksual.

5.    Pengetahuan agama yang lemah
Selain dari faktor moral dan akhlak, kurang pengetahuan dan pemahaman agama juga merupakan faktor internal yang mempengaruhi terjadinya homoseksual. Pendidikan agama dan akhlak sangat penting dalam membentuk akal fikiran, Pengetahuan agama memainkan peran yang penting sebagai benteng pertahanan yang paling ideal dalam mendidik diri sendiri untuk menjalankan mana yang ma’ruf dan yang munkar, mengetahui halal dan haram. Dalam masa yang serba modern ini sangat susah memblok informasi yang berkembang, selain dari lingkungan sekitar, tontonan yang di pertontonkan tidak mengandung nilai moral, seringnya menonton video porno, baik yang lawan jenis maupun khusus gay dan lesbian, kecanduan internet yang bisa mengakses kepada situs pornografi, dan bacaan yang kurang mendidik.
mendapatkan keturunan dan homoseksual membuat 53% atau lebih dari setengah infeksi baru HIV setiap tahun.
Di negara Indonesia, komunitas LGBT belum bisa diterima masyarakat. Tidak sedikit masyarakat berpandangan miring dari benci, kotor, serta jijik sampai mengucilkan dan menjauhi mereka. Namun demikian terdapat juga kelompok masyarakat yang justru pro terhadap komunitas ini. Salah satu bentuk pengaplikasiannya terbentuk beberapa LSM seperti Swara Srikandi di Jakarta, LGBT Gaya Nusantara, LGBT Arus Pelangi, Lentera Sahaja dan Indonesian Gay Society di Yogyakarta.

C.     LGBT menurut sudut pandang agama
Image result for LGBT NO
Wasekjen Dewan Pertimbangan MUI, Prof. Nasaruddin Umar mengatakan kawin sejenis tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan kepribadian ajaran agama di Indonesia. Apapun alasannya itu tidak sesuai kepribadian bangsa dan umat beragama di Indonesia, Termasuk penggunaan alasan Hak Asasi Manusia. (HAM), Hak azasi umat beragama untuk menjaga nilai-nilai agama juga wajib dihormati.
HAM itu ada pada setiap orang, jadi jangan atas nama HAM minoritas, HAM mayoritas diinjak- injak. Pemerintah harus menegakkan hukum secara tegas. Pendekatan pendidikan juga diperlukan untuk mencegah terjadinya perkawinan sejenis. Kalau sampai ada legalitas perkawinan sejenis akan ada persoalan tersendiri yang timbul.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir menegaskan, kelompok LGBT, tidak boleh masuk kampus, hal itu tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dan melarang semua kegiatan LGBT di semua perguruan tinggi yang berada di bawah Kemenristek Dikti.Terkait dengan keberadaan SGRC yang mengatasnamakan UI, telah menghubungi Rektor UI ternyata pihak UI pun melarang dan menyatakan kegiatan tersebut tidak ada izinnya dan bukan merupakan bagian dari UI.
Anggota Komisi X DPR, Dwita Ria Gunadi mengecam kampus yang mengizinkan kelompok LGBT melakukan sosialiasi di kampus-kampus. LGBT itu tidak sesuai baik dari nilai agama maupun adat dan budaya di Indonesia. Selain itu juga mendapat laporan dari mahasiswa, di Lampung yang di salah satu kampusnya, kelompok LGBT mengadakan sosialisasi, bahkan salah seorang dosennya dengan terang-terangan sudah memproklamirkan diri di media sosial untuk terus mengkampanyekan LGBT.
Mereka itu dalam aksinya, memberikan pemahaman bahwa perilaku seks menyimpang adalah hak asasi, sehingga masyarakat harus menerima mereka. Padahal sudah jelas bahwa mereka harus disembuhkan bukan malah mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menggalang dukungan supaya diterima oleh masyarakat.

D.               LGBT menurut sudut pandang HAM
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi mengatakan, polemik LGBT, tidak bisa diselesaikan melalui pendekatan HAM dan demokrasi. Pendekatan yang benar adalah melalui rehabilitasi.
Pada hakikatnya LGBT merupakan kelainan seksual dalam peri kehidupan seseorang, sebagaimana juga bisa terjadi di bidang yang lain, maka pendekatan yang benar adalah prevensi dan rehabilitasi sehingga seseorang bisa kembali normal. Prevensi dapat dilakukan sejak masa kanak-kanak sebagai penangkal dini apabila terdapat gejala kelainan seksual dengan cara psikoterapi, penyadaran, dan latihan-latihan agar kelainan seks itu tidak berkembang.
Sedangkan proses rehabilitasi diperlukan untuk mereka yang sudah terlanjur menjadi bagian dari kelainan tersebut. Sesulit apapun proses rehabilitasi ini harus dilakukan, agar jumlah LGBT tidak membesar. Yang perlu diperhatikan bahwa masyarakat umum tidak boleh menjauhi mereka secara diskriminatif karena sesungguhnya mereka sendiri juga tidak menyukai kelainan tersebut.
Legalisasi yang dilakukan oleh negara-negara barat terhadap LGBT tidak berangkat dari norma etika dan agama, tapi semata karena pendekatan sekularis ateistik. Apabila di Indonesia secara sengaja dan terencana ada kampanye pengembangan LGBT maka hal tersebut merupakan bahaya terhadap budaya dan tata sosial agamis di Indonesia.
Keberadaan kelompok LGBT dikhawatirkan telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan harus diwaspadai oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk meminimalisir berkembangnya kelompok tersebut, peran orangtua, sangat penting untuk mengawasi kegiatan khususnya keluarga mereka sendiri agar tidak terjerumus dalam komunitasnya.
Yang perlu diperhatikan bahwa masyarakat umum tidak boleh menjauhi mereka secara diskriminatif karena sesungguhnya mereka sendiri juga tidak menyukai kelainan tersebut. Legalisasi yang dilakukan oleh negara-negara barat terhadap LGBT tidak berangkat dari norma etika dan agama, tapi semata karena pendekatan hak azasi manusia. Apabila di Indonesia secara sengaja dan terencana ada kampanye pengembangan LGBT maka hal tersebut merupakan bahaya terhadap budaya dan tata sosial agamis di Indonesia dan harus ditindak tegas.
LGBT sebagai gerakan yang diorganisir harus dilarang di negara kita atau pemerintah tidak boleh melegalkannya. menjamurnya mereka memberi pengaruh tidak baik terhadap mental dan moral generasi bangsa yang lambat-laun bisa mempengaruhi perilaku masyarakat. LGBT bertentangan dengan nilai-nilai agama, kepribadian dan budaya bangsa Indonesia serta Pancasila.
Kebebasan yang mereka salahartikan dan merupakan gejala kejiwaan yang harus disembuhkan. Mengimbau kepada pers dan media massa, termasuk media sosial, untuk berperan aktif dalam menjaga dan melindungi ketahanan keluarga dan kehidupan masyarakat Indonesia dari bahaya komunitas LGBT. Organisasi keagamaan juga harus berperan aktif agar dapat mencegah dan membantu menyelamatkan generasi bangsa yang terlanjur menempuh jalan sebagai LGBT untuk kembali ke jalan yang benar.
Dengan berperannya semua elemen yang ada dimasyarakat di harapkan komunitas LGBT tidak dapat berkembang dan akhirnya masyarakat kita yang telah salah jalan kembali kepada jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama dan adat istiadat masyarakat Indonesia.
SUMBER



Tidak ada komentar:

Posting Komentar